Agricom.id, JAKARTA – Industri sawit menjadi penyelamat ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global akibat pandemik covid-19. Untuk memastikan kontribusi yang tetap positif, pelaku usaha sawit akan tetap menjaga protokol covid-19 sehingga operasional perkebunan tetap berjalan lancar.
Dikatakan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono, pihaknya prihatin atas kondisi berbagai sektor bisnis yang terdampak pandemik covid-19. Namun demikian di sisi lain bersyukur lantaran pada tahun yang sangat sulit ini, industri sawit tetap memberikan kontribusi positif.
Lebih lanjut tutur Joko Supriyono, akibat pandemik covid, pasar ekspor sawit juga terdampak karena sejumlah negara tujuan ekspor memberlakukan pembatasan kegiatan ekonomi. “Meskipun kinerja ekspor menurun, tetapi hingga kuartal ketiga tahun 2020, ekspor minyak sawit tetap mampu memberikan sumbangan devisa sebesar US$ 15 miliar,” katanya saat memberikan pidato pembukaan pada Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2020 New Normal, yang diselenggarakan secara virtual, dihadiri Agricom.id, Rabu (2/12).
Kata Joko, ketika pasar ekspor melemah, permintaan di dalam negeri justru meningkat baik sebagai bahan baku biodiesel maupun olekemikal seperti bahan baku produk sabun, hand sanitizer, dan lain-lain. Sementara memasuki kuartal keempat, Joko mengatakan, kinerja ekspor mulai membaik. Peningkatan permintaan domestik dan ekspor ini membuat harga minyak sawit bertahan pada kisaran harga yang sangat baik.
“Industri kelapa sawit akan selalu mendukung program mandatori biodiesel pemerintah untuk menjamin keberlanjutan industri sawit dan mendukung upaya pemerintah mencapai kemandirian energi,” tandas Joko. (A1)