Indonesia Prakarsai Komunike Bersama Keberlanjutan Komoditas Karet Menanggapi Penerapan EUDR

Indonesia Prakarsai Komunike Bersama Keberlanjutan Komoditas Karet Menanggapi Penerapan EUDR
Dok. Istimewa

30 October 2023 , 13:38 WIB

AGRICOM, GUWAHATI – Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC) merupakan forum koordinasi karet alam di bidang produksi dan pemasaran, stabilisasi harga yang bersifat remunerasi bagi petani, kerja sama teknis, dan penelitian. Sekretariat ANRPC berkedudukan di Kuala Lumpur, Malaysia dan dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal. Saat ini, posisi Sekretaris Jenderal dijabat oleh Toh Heng Guan dari Singapura.

Indonesia berhasil memprakarsai Komunike Bersama (Joint Communiqué) keberlanjutan komoditas karet alam. Komunike ini menjadi posisi kolektif negara anggota Asosiasi Negara Penghasil Karet Alam ANRPC dalam menanggapi penerapan Regulasi Bebas Deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation-free Regulation/EUDR). Komunike bersama ini disepakati pada Pertemuan Komite Eksekutif ke-54 ANRPC yang dilaksanakan pada Kamis, (12/10) di Guwahati, India.

“Sebagai salah satu organisasi antarpemerintah terkemuka di sektor karet alam, Joint Communiqué ANRPC menjadi sikap kepedulian terhadap keberlanjutan karet alam," ujar Direktur Jenderal Perundingan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono selaku National Liaison Officer (NLO) Indonesia untuk ANRPC.

Baca juga : Mendag Zulhas: Ketahanan Pangan Prioritas Utama Pemerintah

Menurut Djatmiko, ketatnya regulasi EUDR dapat menimbulkan ancaman serius terhadap sektor karet alam yang saat ini sedang berjuang menghadapi rendahnya harga. Petani yang sebagian besar merupakan pekebun rakyat adalah pihak yang paling terkena dampaknya.

"Upaya mereka untuk meningkatkan pendapatan dan produksi akan semakin sulit. Selain itu, dampaknya juga akan meluas pada perdagangan karet alam sehingga dapat menimbulkan gangguan rantai pasok global,” lanjutnya.

Djatmiko mengungkapkan, berdasarkan data Kementerian Pertanian 2022, mayoritas atau 92,81 persen perkebunan karet nasional merupakan perkebunan rakyat. Dampak utama dari regulasi bebas deforestasi adalah semakin berkurangnya pendapatan petani karet alam karena harus memenuhi standar keberlanjutan lingkungan yang ketat. Pemenuhan standar ini memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan teknologi yang tidak mampu dipenuhi petani karet alam dan negara produsen karet alam.

"Melalui  joint  communiqué,  negara anggota  ANRPC  mengajak  Uni  Eropa  dan  seluruh  pemangku kepentingan untuk mempertimbangkan kemungkinan dampak negatif yang timbul dari regulasi bebas deforestasi terhadap petani dan negara produsen karet alam melalui dialog yang konstruktif," tambah Djatmiko.

Djatmiko menambahkan, negara anggota ANRPC telah menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Terutama, untuk menemukan solusi yang lebih adil dan berkelanjutan yang tidak menimbulkan potensi hambatan perdagangan dan mengganggu rantai pasok karet global.

"Hal ini memungkinkan negara-negara produsen untuk terus memasok karet alam ke pasar global dan sekaligus menjaga lingkungan dan kesejahteraan petani karet alam," pungkas Djatmiko. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP