AGRICOM, JAKARTA – Harga karet alam menunjukkan tren positif di tengah sinyal pulihnya permintaan global. Pada Selasa, 20 Mei 2025, harga karet di Bursa SGX Sicom ditutup menguat di level Rp 28.293 per kilogram (setara 172,8 sen dolar AS).
Kenaikan ini menandai penguatan sebesar Rp 119 per kilogram dibandingkan hari sebelumnya, Senin (19/5/2025), yang tercatat di Rp 28.174 per kilogram (172,4 sen dolar AS).
Penguatan harga karet ini dinilai sebagai respons pasar terhadap membaiknya prospek industri otomotif dan manufaktur global, dua sektor yang menjadi pengguna utama karet alam. Selain itu, penurunan stok di negara-negara produsen juga menjadi faktor yang mendorong sentimen positif.
BACA JUGA: Harga Karet Bursa SGX Sicom Anjlok di Awal Pekan, Senin 19 Mei 2025
Analis memprediksi bahwa tren kenaikan ini masih berpotensi berlanjut jika indikator pemulihan ekonomi dunia terus menunjukkan perbaikan. Bagi petani dan eksportir karet di negara-negara produsen seperti Indonesia, pergerakan harga ini menjadi angin segar setelah periode stagnasi dalam beberapa bulan terakhir.
Berikut harga lengkap karet di SGX Sicom berdasarkan Kadar Karet Kering (KKK) atau Dry Rubber Content (DRC), harga ini belum dipotong biaya produksi:
- Harga Karet KKK 100% 28.293,-/Kg
- Harga karet KKK 70% Rp 19.805,-/Kg
- Harga karet KKK 60% Rp 16.976,-/Kg
- Harga karet KKK 50% Rp 14.147,-/Kg
- Harga karet KKK 40% Rp 11.317,-/Kg
- Harga karet KKK 30% Rp 8.488,-/Kg
Selain nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, harga karet kerap mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari permintaan pasar global, kondisi cuaca, hingga perubahan kebijakan di negara-negara konsumen utama seperti China dan Amerika Serikat.
Sebagai informasi, SGX SICOM merupakan salah satu bursa komoditas utama di Asia yang memperdagangkan berbagai jenis karet alam. Bursa ini menjadi acuan bagi harga karet di pasar internasional, sehingga pergerakan harga di SGX Sicom sering kali mencerminkan kondisi pasar global.
Harga karet di Sicom SGX ini bisa menjadi acuan petani karet selain harga patokan resmi yang dikeluarkan dari Dinas Perkebunan setempat yang bisa berbeda di setiap daerah. (A3)
