Barantin Siapkan Palembang untuk Ekspor Komoditas Perkebunan Sumsel

Barantin Siapkan Palembang untuk Ekspor Komoditas Perkebunan Sumsel
Agricom.id

18 December 2025 , 08:29 WIB

Kepala Barantin Sahat M. Panggabean mengatakan, sejumlah komoditas unggulan Sumsel, seperti kopi, selama ini tercatat diekspor melalui Lampung. Dengan menjadikan Palembang sebagai hub ekspor, pencatatan ekspor diharapkan dapat langsung berasal dari Sumsel. Foto: Istimewa

 

AGRICOM, PALEMBANG Pemerintah mendorong Palembang menjadi gerbang utama ekspor komoditas perkebunan Sumatera Selatan. Melalui penetapan sebagai hub ekspor, pengiriman komoditas unggulan diharapkan lebih efisien dan tercatat langsung sebagai ekspor daerah.

Badan Karantina Indonesia (Barantin) menyiapkan Kota Palembang sebagai pusat atau hub ekspor komoditas perkebunan dari Sumatera Selatan (Sumsel), yang selama ini sebagian besar masih dikirim melalui pelabuhan di Provinsi Lampung.

Kepala Barantin Sahat M. Panggabean mengatakan, sejumlah komoditas unggulan Sumsel, seperti kopi, selama ini tercatat diekspor melalui Lampung. Dengan menjadikan Palembang sebagai hub ekspor, pencatatan ekspor diharapkan dapat langsung berasal dari Sumsel.

BACA JUGA: 

- Baratin Sumsel Edukasi Pengusaha UMKM Milenial Strategi dan Prosedur Ekspor

- Kemendag Siapkan 741 Desa Masuk Program Desa Ekspor Mulai 2026

“Berdasarkan data, komoditas perkebunan Sumsel seperti kopi masih diekspor melalui Lampung. Jika Palembang menjadi hub, ekspor tersebut bisa tercatat sebagai ekspor daerah ini,” ujar Sahat usai peluncuran aplikasi Go Ekspor di Palembang, Senin (15/12).

Ia menjelaskan, penetapan Palembang sebagai hub ekspor diharapkan mampu mempercepat arus distribusi barang sekaligus menekan biaya logistik dari wilayah Sumsel. Selain itu, langkah ini juga akan mengoptimalkan sistem ketelusuran untuk memastikan asal-usul komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, serta produk wajib karantina lainnya yang akan diekspor.

“Palembang sangat memungkinkan menjadi hub ekspor karena memiliki banyak komoditas unggulan dan didukung oleh infrastruktur pelabuhan yang memadai,” katanya, dikutip Agricom.id dari Antara.

Sementara itu, Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sumsel Sri Endah Ekandari mengungkapkan bahwa sepanjang 2025 pihaknya telah memfasilitasi ekspor langsung sejumlah komoditas perkebunan dan produk olahannya melalui Pelabuhan Boom Baru, Palembang.

BACA JUGA: 

- Harga Karet SGX Sicom Rabu (17/12) Naik, KKK 100% Tembus Rp 29.001 per Kg

- Harga CPO Bursa Malaysia Rabu (17/12) Masih Tertekan Stok dan Ekspor, Naiknya Soyoil dan Minyak Mentah Jadi Penyangga

“Kami telah memfasilitasi ekspor kopi dari Kabupaten Lahat dan Muara Enim, minyak kelapa mentah atau crude coconut oil (CNO) dari Kabupaten Banyuasin ke Malaysia, serta serat nanas asal Kota Prabumulih ke Spanyol,” jelasnya.

Sri Endah menambahkan, BKHIT Sumsel memiliki peran penting dalam memastikan produk perkebunan yang akan diekspor memenuhi standar keamanan dari organisme pengganggu tumbuhan serta persyaratan teknis yang ditetapkan negara tujuan.

Proses karantina dilakukan secara ketat, mulai dari pemeriksaan fisik, penelusuran asal-usul komoditas, pengujian laboratorium, hingga penerbitan sertifikat fitosanitari. “Fitosanitari merupakan rangkaian tindakan karantina tumbuhan yang wajib dilakukan sebelum komoditas pertanian dan perkebunan diekspor,” katanya.

Melalui pendampingan intensif dari tim BKHIT Sumsel, diharapkan seluruh produk ekspor benar-benar memenuhi standar dan persyaratan internasional, sehingga tidak mengalami kendala maupun penolakan saat tiba di negara tujuan. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP