Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Denaldy Mulino Mauna (paling kanan), bersama Mentan Andi Amran Sulaiman dalam kegiatan penyaluran pangan murah berupa beras SPHP di Jakarta beberapa waktu lalu. Foto: Istimewa
AGRICOM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan di hadapan Sidang Umum PBB bahwa Indonesia telah mencapai swasembada beras, dengan tingkat produksi dan cadangan tertinggi sepanjang sejarah. Pencapaian ini disebut sebagai tidak penting menuju pelestarian pangan sekaligus bukti kerja keras petani di seluruh tanah air.
Presiden Prabowo Nasional menegaskan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari kolaborasi semua pihak, terutama para petani sebagai garda terdepan produksi pangan. “Swasembada beras menjadi bukti bahwa Indonesia mampu mandiri dan berdaulat dalam pangan,” tegasnya.
BACA JUGA:
- Kementan Dorong Hilirisasi Perkebunan, Petani Jadi Pengusaha Desa
- Kemenperin Genjot Ekosistem Industri Bambu, dari Desa ke Pasar Global
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut memberikan apresiasi tinggi kepada petani Indonesia. Menurutnya, pencapaian ini adalah hadiah bersejarah, terutama bertepatan dengan Hari Tani Nasional. Ia menyebutkan, berbagai kebijakan nyata pemerintah menjadi faktor penentu, mulai dari refocusing anggaran untuk produksi pangan, penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram, penghapusan rafaksi harga, hingga pembangunan ekosistem pangan yang lebih berkeadilan.
Sementara itu, BUMN pangan—Bulog, ID Food, Pupuk Indonesia, dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)—juga berperan penting memperkuat ekosistem pangan dari hulu ke hilir. Dukungan tersebut mencakup ketersediaan pupuk dan sarana produksi, distribusi hasil panen, pengelolaan stok, hingga jaminan harga yang adil bagi petani.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Denaldy Mulino Mauna, menegaskan komitmennya untuk membangun tata kelola pangan yang lebih berkeadilan. “Kami fokus pada perbaikan lahan, peningkatan produktivitas, dan integrasi rantai pasok, agar petani mendapat manfaat yang setara dengan kerja keras mereka,” ujar Denaldy, dikutip Agricom.id dari laman PTPN Group.
Denaldy juga menekankan bahwa swasembada beras bukanlah garis akhir, melainkan titik awal untuk memperkuat kedaulatan pangan nasional. “Kami bersama BUMN pangan lain akan terus bersinergi menjaga stabilitas produksi, distribusi, dan harga pangan, dengan kesejahteraan petani sebagai prioritas utama,” tambahnya.
Deklarasi ini menandai babak baru pembangunan pertanian Indonesia. Kemandirian pangan, sebagaimana ditekankan oleh pemerintah, hanya dapat terwujud melalui keberpihakan pada petani dan kerja sama seluruh pemangku kepentingan. (A3)
