Dialihkan dari China, Ekspor SBW Melesat di 3 Negara

Dialihkan dari China, Ekspor SBW Melesat di 3 Negara
Agricom.id

10 April 2020 , 06:54 WIB

Agricom.id, JAKARTA - Pelaku usaha sarang burung walet (SBW) boleh bernafas lega. Ketika China dan juga dunia tengah dilanda pandemi corona virus (Covid-19). permintaan terhadap komoditas ini tetap melesat.

Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mencatat, data lalu lintas produk asal sub sektor perternakan yang telah disertifikasi pada triwulan pertama tahun 2020 menunjukan kenaikan yang signifikan.

"Sejak akhir Januari, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo telah menginstruksikan untuk menyiapkan langkah untuk menjaga kinerja ekspor pertanian, yakni, pengalihan negara ekspor, selain China; koreksi target gerakan tiga kali ekspor (Gratieks), dan juga relaksasi peraturan," kata Kepala Barantan, Ali Jamil, (8/4/2020) di Jakarta, dalam keterangan resmi yang diterima Agricom.id.

Seluruh direktorat sub sektor pertanian dan unit kerja pendukung menyusun langkah strategis dan antisipasi dalam kerangka Gratieks. “Alhamdulilah, kinerja beberapa komoditas dapat kita pertahankan, termasuk SWB dan ternyata melesat,” papar Jamil.

Di triwulan pertama, pasar ekspor SBW didominasi oleh negara tujuan Hongkong sebanyak 208 ton, China diperingkat selanjutnya sebanyak 50 ton dan disusul Singapura, Vietnam, dan Amerika Serikat masing-masing 11 ton, 8 ton, dan 4 ton.

Secara nasional, kinerja ekspor komoditas yang dipercaya sangat bermanfaat untuk kesehatan ini adalah bulan Januari mencapai 62,8 ton, Februari meningkat menjadi 89,7 ton dan terus melesat di bulan Maret 2020 dengan capaian 126 ton.

Terus Bertumbuh

Hampir seluruh wilayah di Indonesia kini dapat menghasilkan SBW. Industri hulu hingga hilirnya juga terus bertumbuh. Diperlukan pendampingan yang kontinu, baik dari pemerintah daerah maupun pusat. Kementerian pertanian sendiri juga telah menyiapkan kredit usaha rakyat (KUR) agar dapat dimanfaatkan oleh seluruh pelaku di sektor pertanian.

Dari catatan sertifikasi ekspor SBW di Barantan, di tahun 2018 berhasil diekspor 1,12 ribu ton, meningkat di tahun 2019 sebanyak 1,13 ribu ton dengan harga rata-rata Rp 15 juta hingga Rp 40 juta per kilo, tergantung negara tujuan dan kualitasnya.

Sebagai otoritas karantina yang menjamin pemenuhan kesehatan dan keamanan produk ini, Barantan telah juga menyiapkan perangkat pengujian, berupa, laboratorium dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

"Sudah menjadi tugas kami, walau dalam kondisi terbatas akibat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, layanan pengujian dan sertifikasi tetap berjalan. Hal ini guna menjamin produk dapat diterima oleh negara tujuan ekspor tepat waktu. Dan yang pasti bisa turut menambah devisa negara kita," pungkas Jamil. (A2)

 

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP