Agricom.id, Jakarta - Ketika banyak sektor terdampak Covid-19, komoditas pangan sepertihalnya hortikultura justru mendapat berkah. Kebutuhan buah-buahan dan sayur mayur para petani lokal meningkat drastis.
Pun dari sisi ekspor, kendati mengalami sedikit kendala dari sisi distribusi, permintaan komoditas hortikultura dari pasar internasional masih tinggi.
Terlebih setelah Ditjen Hortikultura Kementan memfasilitasi para pelaku ekspor produk hortikultura mengikuti beberapa pameran international di Guangzhou dan Shanghai (China), Dubai (UEA), Jeddah (Arab Saudi) dan Berlin (Jerman). Ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), untuk terus mendongrak kualitas dan kuantitas komoditas lokal sebagai upaya mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian (GraTiEks)
Para eksportir juga difasilitasi mengikuti pameran bertaraf Internasional yang dilaksanakan di dalam negeri seperti Trade Expo Indonesia (TEI). Salah seorang eksportir muda yang baru lahir adalah M. Riyansyah Putera atau biasa dipanggil “Rian”.
Pemuda ini berasal dari Sumatera Utara yang sekarang berdomisili di Bali. Keberaniannya untuk mencari peluang pasar Internasional dengan mengikuti pameran-pameran di berbagai negara telah membuahkan hasil dan patut mendapatkan acungan jempol. Melalui pameran di Kazakhstan, Dubai dan Berlin, anak muda ini berhasil mendapatkan kontrak bernilai jutaan USD.
“Ekspor tetap jalan. Kendala pasti ada terlebih di masa sekarang, sedang Pandemi Covid-19. Tapi secara keseluruhan berjalan lancar,” ujar Rian melalui keterangan tertulisnya, Minggu (26/4/2020) diterima Agricom.id.
Dia mengungkapkan pihaknya masih tetap melakukan ekspor, antara lain ke Rusia, Jepang dan Maldives. Meskipun volume dan kuantitas berkurang dibandingkan kondisi normal, karena keterbatasan kargo.
“Sabtu lalu (18/4) kami mengirim jeruk nipis (lime) sebanyak 10 ton ke Maldives dan pada hari Senin (20/4) melakukan ekspor ke Jepang, yaitu 4 ton cabe frozen, 1 ton jengkol, 500 kg petai dan 500 kg lengkuas,” jelas dia.
Dia mengaku sudah memegang kontrak ekspor untuk beberapa waktu ke depan, dan ada juga yang masih tahap proses penyelesaian penawaran. “Misalnya saja hari ini, perusahaan akan melakukan ekspor 1 ton manggis ke Dubai,” tambah dia.
Dalam kesempatan itu, Rian juga siap membantu Kementerian Pertanian dalam hal ini Direktorat Jenderal Hortikultura. Yakni agar eksportir membeli cabai di daerah sentra yang saat ini sedang panen raya.
“Beberapa waktu ke depan kami akan membeli 7 ton cabai dari kabupaten Brebes Jawa Tengah dan mengekspornya ke Jepang dalam bentuk beku,” ungkap Rian.
Direktur Pengolahan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik mengapresiasi apa yang dilakukan Rian. Eksportir-eksportir muda seperti Rian harus terus didorong untuk bersinergi dengan petani.
“Ini sesuatu yang positif. Mereka bisa membantu penyerapan produksi hasil hortikultura Indonesia dengan harga yang baik, sehingga petani tetap bersemangat untuk menanam,” kata Yasid.
Yasid berharap para eksportir Indonesia dapat aktif menawarkan produk-produk hortikultura yang saat ini sedang panen ke para pembeli di luar negeri. “Sehingga produk yang dihasilkan petani dapat diserap dan harganya tetap baik,” tutup dia. (A2)